BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Ternak-ternak
dipelihara untuk dimanfaatkan tenaga/diambil hasilnya dengan cara
mengembangbiakkannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan para petani. Agar
ternak peliharaan tumbuh sehat dan kuat, sangat diperlukan pemberian pakan.
Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak muda
maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu, anak, daging)
serta tenaga bagi ternak dewasa. Fungsi lain dari pakan adalah untuk memelihara
daya tahan tubuh dan kesehatan. Agar ternak tumbuh sesuai dengan yang
diharapkan, jenis pakan yang diberikan pada ternak harus bermutu baik dan dalam
jumlah cukup. Pakan yang sering diberikan pada ternak kerja antara lain berupa:
hijauan dan konsentrat (makanan penguat).
BAB II
JENIS PAKAN TERNAK
1.
Hijauan Segar
Hijauan
segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar,
baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun yang tidak (disengut
langsung oleh ternak). Hijauan segar umumnya terdiri atas daun-daunan yang
berasal dari rumput-rumputan, tanaman biji-bijian/ jenis kacang-kacangan.
Rumput-rumputan
merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh karena
memiliki kemampuan tumbuh tinggi, terutama di daerah tropis meskipun sering
dipotong/disengut langsung oleh ternak sehingga menguntungkan para
peternak/pengelola ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk
gula sederhana, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi.
2. Rumput-rumputan
Rumput
Gajah (Pennisetum purpureum), rumput Benggala (Penicum maximum), rumput Setaria
(Setaria sphacelata), rumput Brachiaria (Brachiaria decumbens), rumput Mexico
(Euchlena mexicana) dan rumput lapangan yang tumbuh secara liar.
a. Kacang-kacangan:
lamtoro (Leucaena leucocephala), stylo
(Sty-losantes guyanensis), centro (Centrocema pubescens), Pueraria
phaseoloides, Calopogonium muconoides dan jenis kacang-kacangan lain.
b. Daun-daunan
daun nangka, daun pisang, daun turi, daun
petai cina dll.
3.
Jerami dan hijauan kering
Termasuk
kedalam kelompok ini adalah semua jenis jerami dan hijauan pakan ternak yang
sudah dipotong dan dikeringkan. Kandungan serat kasarnya lebih dari 18%
(jerami, hay dan kulit biji kacang-kacangan).
4.
Silase
Silase adalah
hijauan pakan ternak yang disimpan dalam bentuk segar biasanya berasal dari
tanaman sebangsa padi-padian dan rumput-rumputan.
5.
Konsentrat (pakan penguat)
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
Contoh: dedak padi, jagung giling, bungkil kelapa, garam dan mineral.
BAB III
MANFAAT PAKAN TERNAK
1.
Sumber energy
Termasuk dalam
golongan ini adalah semua bahan pakan ternak yang kandungan protein kasarnya
kurang dari 20%, dengan konsentrasi serat kasar di bawah 18%. Berdasarkan
jenisnya, bahan pakan sumber energi dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu:
a) Kelompok
serealia/biji-bijian (jagung, gandum, sorgum)
b) Kelompok
hasil sampingan serealia (limbah penggilingan)
c) Kelompok
umbi (ketela rambat, ketela pohon dan hasil sampingannya)
d)
Kelompok hijauan yang terdiri dari beberapa
macam rumput (rumput gajah, rumput benggala dan rumput setaria).
2. Sumber
protein
Golongan bahan pakan ini
meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20%
(berasal dari hewan/tanaman).
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
Golongan ini dibedakan menjadi 3 kelompok:
1.
Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang
terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun
pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil)
2.
Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya
lamtoro, turi kaliandra, gamal dan sentero
3.
Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan,
tepung tulang dan sebagainya).
3. Sumber
vitamin dan mineral
Hampir
semua bahan pakan ternak, baik yang berasal dari tanaman maupun hewan,
mengandung beberapa vitamin dan mineral dengan konsentrasi sangat bervariasi
tergantung pada tingkat pemanenan, umur, pengolahan, penyimpanan, jenis dan
bagian-bagiannya (biji, daun dan batang). Disamping itu beberapa perlakuan
seperti pemanasan, oksidasi dan penyimpanan terhadap bahan pakan akan
mempengaruhi konsentrasi kandungan vitamin dan mineralnya.
Saat
ini bahan-bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral sudah tersedia di
pasaran bebas yang dikemas khusus dalam rupa bahan olahan yang siap digunakan
sebagai campuran pakan, misalnya premix, kapur, Ca2PO4 dan beberapa mineral.
BAB IV
PEDOMAN TEKNIS
PEMBUATAN/PENGOLAHAN
1.
Kebutuhan Pakan
Kebutuhan ternak terhadap pakan dicerminkan oleh
kebutuhannya terhadap nutrisi. Jumlah kebutuhan nutrisi setiap harinya sangat
bergantung pada jenis ternak, umur, fase (pertumbuhan, dewasa, bunting,
menyusui), kondisi tubuh (normal, sakit) dan lingkungan tempat hidupnya
(temperatur, kelembaban nisbi udara) serta bobot badannya. Maka, setiap ekor
ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda pula.
Rekomendasi yang diberikan oleh Badan Penelitian
Internasional (National Research Council) mengenai standardisasi kebutuhan
ternak terhadap pakan dinyatakan dengan angka-angka kebutuhan nutrisi ternak
ruminansia. Rekomendasi tersebut dapat digunakan sebagai patokan untuk
menentukan kebutuhan nutrisi ternak ruminansia, yang akan dipenuhi oleh
bahan-bahan pakan yang sesuai/bahan-bahan pakan yang mudah diperoleh di
lapangan.
2. Konsumsi
Pakan
Ternak ruminansia yang normal (tidak dalam keadaan
sakit/sedang berproduksi), mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang terbatas sesuai
dengan kebutuhannya untuk mencukupi hidup pokok. Kemudian sejalan dengan
pertumbuhan, perkembangan kondisi serta tingkat produksi yang dihasilkannya,
konsumsi pakannya pun akan meningkat pula.
Tinggi rendah konsumsi pakan pada ternak ruminansia sangat
dipengaruhi oleh faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (kondisi
ternak itu sendiri).
- Temperatur Lingkungan
Ternak
ruminansia dalam kehidupannya menghendaki temperatur lingkungan yang sesuai
dengan kehidupannya, baik dalam keadaan sedang berproduksi maupun tidak.
Kondisi lingkungan tersebut sangat bervariasi dan erat kaitannya dengan kondisi
ternak yang bersangkutan yang meliputi jenis ternak, umur, tingkat kegemukan,
bobot badan, keadaan penutup tubuh (kulit, bulu), tingkat produksi dan tingkat
kehilangan panas tubuhnya akibat pengaruh lingkungan.
Apabila
terjadi perubahan kondisi lingkungan hidupnya, maka akan terjadi pula perubahan
konsumsi pakannya. Konsumsi pakan ternak biasanya menurun sejalan dengan
kenaikan temperatur lingkungan. Makin tinggi temperatur lingkungan hidupnya,
maka tubuh ternak akan terjadi kelebihan panas, sehingga kebutuhan terhadap
pakan akan turun. Sebaliknya, pada temperatur lingkungan yang lebih rendah,
ternak akan membutuhkan pakan karena ternak membutuhkan tambahan panas.
Pengaturan panas tubuh dan pembuangannya pada keadaan kelebihan panas dilakukan
ternak dengan cara radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
- Palatabilitas
Palatabilitas
merupakan sifat performansi bahan-bahan pakan sebagai akibat dari keadaan fisik
dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang dicerminkan oleh
organoleptiknya seperti kenampakan, bau, rasa (hambar, asin, manis, pahit),
tekstur dan temperaturnya. Hal inilah yang menumbuhkan daya tarik dan
merangsang ternak untuk mengkonsumsinya.
Ternak
ruminansia lebih menyukai pakan rasa manis dan hambar daripada asin/pahit.
Mereka juga lebih menyukai rumput segar bertekstur baik dan mengandung unsur
nitrogen (N) dan fosfor (P) lebih tinggi.
- Selera
Selera
sangat bersifat internal, tetapi erat kaitannya dengan keadaan “lapar”. Pada
ternak ruminansia, selera merangsang pusat saraf (hyphotalamus) yang
menstimulasi keadaan lapar. Ternak akan berusaha mengatasi kondisi ini dengan
cara mengkonsumsi pakan. Dalam hal ini, kadang-kadang terjadi kelebihan
konsumsi (overat) yang membahayakan ternak itu sendiri.
- Status fisiologi
Status
fisiologi ternak ruminansia seperti umur, jenis kelamin, kondisi tubuh
(misalnya bunting atau dalam keadaan sakit) sangat mempengaruhi konsumsi
pakannya.
- Konsentrasi Nutrisi
Konsentrasi
nutrisi yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan adalah konsentrasi
energi yang terkandung di dalam pakan. Konsentrasi energi pakan ini berbanding
terbalik dengan tingkat konsumsinya. Makin tinggi konsentrasi energi di dalam
pakan, maka jumlah konsumsinya akan menurun. Sebaliknya, konsumsi pakan akan
meningkat jika konsentrasi energi yang dikandung pakan rendah.
- Bentuk Pakan
Ternak
ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang dibuat pellet atau
dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Hal ini berkaitan erat
dengan ukuran partikel yang lebih mudah dikonsumsi dan dicerna. Oleh karena
itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel yang lebih
kecil dengan ukuran 3-5 cm.
- Bobot Tubuh
Bobot
tubuh ternak berbanding lurus dengan tingkat konsumsi pakannya. Makin tinggi
bobot tubuh, makin tinggi pula tingkat konsumsi terhadap pakan. Meskipun
demikian, kita perlu mengetahui satuan keseragaman berat badan ternak yang
sangat bervariasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengestimasi berat
badannya, kemudian dikonversikan menjadi “berat badan metabolis” yang merupakan
bobot tubuh ternak tersebut. Berat badan ternak dapat diketahui dengan alat timbang.
Dalam praktek di lapangan, berat badan ternak dapat diukur dengan cara mengukur
panjang badan dan lingkar dadanya. Kemudian berat badan diukur dengan
menggunakan formula:
·
Berat badan = Panjang badan (inci) x Lingkar
Dada 2 (inci) / 661
·
Berat badan metabolis (bobot tubuh) dapat
dihitung dengan cara meningkatkan berat badan dengan nilai 0,75
·
Berat Badan Metabolis = (Berat Badan)0,75
- Produksi
Ternak
ruminansia, produksi dapat berupa pertambahan berat badan (ternak potong), air
susu (ternak perah), tenaga (ternak kerja) atau kulit dan bulu/wol. Makin
tinggi produk yang dihasilkan, makin tinggi pula kebutuhannya terhadap pakan.
Apabila jumlah pakan yang dikonsumsi (disediakan) lebih rendah daripada
kebutuhannya, ternak akan kehilangan berat badannya (terutama selama masa
puncak produksi) di samping performansi produksinya tidak optimal.
- Kandungan Nutrisi Pakan Ternak
Setiap
bahan pakan atau pakan ternak, baik yang sengaja kita berikan kepada ternak
maupun yang diperolehnya sendiri, mengandung unsur-unsur nutrisi yang
konsentrasinya sangat bervariasi, tergantung pada jenis, macam dan keadaan
bahan pakan tersebut yang secara kompak akan mempengaruhi tekstur dan
strukturnya. Unsur nutrisi yang terkandung di dalam bahan pakan secara umum
terdiri atas air, mineral, protein, lemak, karbohidrat dan vitamin.
Setelah
dikonsumsi oleh ternak, setiap unsur nutrisi berperan sesuai dengan fungsinya
terhadap tubuh ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi secara normal.
Unsur-unsur nutrisi tersebut dapat diketahui melalui proses analisis terhadap
bahan pakan yang dilakukan di laboratorium. Analisis itu dikenal dengan istilah
“analisis proksimat”.
3. Peralatan Pembuatan Pakan Ternak
1.
Macam-Macam Silo
Silo
dapat dibuat dengan berbagai macam bentuk tergantung pada lokasi, kapasitas,
bahan yang digunakan dan luas areal yang tersedia. Beberapa silo yang sudah
dikenal adalah:
a.
Pit Silo: silo yang dirancang berbentuk silindris
(seperti sumur) dan di bangun di dalam tanah.
b.
Trech Silo: silo yang dibangun berupa parit dengan struktur
membentuk huruf V.
c.
Fench Silo: silo yang bentuknya menyerupai pagar atau
sekat yang terbuat dari bambu atau kayu.
d.
Tower Silo: silo yang dirancang membentuk sebuah menara
menjulang ke atas yang bagian atasnya tertutup rapat.
e.
Box Silo: silo yang rancangannya berbentuk seperti
kotak.
2.
Cara Memformulasi Pakan
Dalam
memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan Tabel Patokan
Kebutuhan Nutrisi. Sebagai contoh kebutuhan nutrisi dalam penyusunan ransum
bagi sapi perah adalah sebagai berikut :
§ Sapi
perah betina muda berat 350 kg, satu setengah bulan menjelang
beranak(melahirkan pada umur 36 bulan), membutuhkan pakan dengan kandungan
nutrisi sebagai berikut:
a.
Kebutuhan hidup pokok dan reproduksi: Bahan Kering=6,4
Kg, ME=13 Mcal, Protein=570 gram, mineral=37 kg.
b.
Laktasi I: Bahan Kering=1,0 Kg, ME=2,02 Mcal,
Protein=93,6 gram, Mineral=5 kg.
c.
Sehingga jumlah Bahan Kering=7,4 kg, ME=15,02 kg,
Protein=663,6 gram, Mineral=42 gram.
§ Dari
kebutuhan nutrisi tersebut, kebutuhan pakannya dapat diformulasikan dengan
suatu metode. Misalnya bahan-bahan pakan yang tersedia adalah:
a.
Rumput gajah: Bahan Kering=16%, ME=0,33 Mcal,
Protein=1,8 gram%BK, Mineral=2,5 gram%BK
b.
Rumput Kedele: Bahan Kering=93,5%, ME=3,44 Mcal,
Protein=44,9 gram%BK, Mineral=6,3 gram%BK
c.
Bungkil kelapa: Bahan Kering=86%, ME=2,86 Mcal,
Protein=18,6 gram%BK, Mineral=5,5 gram%BK
§ Rumput
gajah akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan kering sebanyak 80%=
80/100X7,4 kg = 5,92 kg BK. Maka kandungan protein yang sudah dapat dipenuhi
rumput adalah: sebanyak = 1,8/100 X 5,92 kg = 106,56 gram protein.
Kekurangan:
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%.
Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK.
Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK.
Jadi, jumlah bahan pakan segar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah:
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.
Kekurangan:
Bahan kering = 7,4 - 5,92 kg = 1,48 kg
Protein = (663,6 - 106,56) gram = 557,04 kg atau 557,04/1480 X 100% = 37,64%.
Bungkil kedelai akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 19,04/26,3 X 1,48 kg = 1,07 kg BK.
Bungkil kelapa akan memenuhi kekurangan tersebut sejumlah: 7,26/26,3 X 1,48 kg = 0,41 kg BK.
Jadi, jumlah bahan pakan segar yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan kondisi tersebut di atas adalah:
Rumput gajah = 5,92 X 100/16 kg = 37 kg
Bungkil kedelai = 1,07 X 100/93,5 kg = 1,14 kg
Bungkil kelapa = 0,41 X 100/86 kg = 0,48 kg.
3.
Teknologi Pakan
Teknologi
pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan pakan yang bertujuan
meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan memperpanjang masa
simpan. Sering juga dilakukan dengan tujuan untuk mengubah limbah pertanian
yang kurang berguna menjadi produk yang berdaya guna.
Pengolahan
bahan pakan yang dilakukan secara fisik (pemotongan rumput sebelum diberikan
pada ternak) akan memberi kemudahan bagi ternak yang mengkonsumsinya.
Pengolahan secara kimiawi (dengan menambah beberapa bahan kimia pada bahan
pakan agar dinding sel tanaman yang semula berstruktur sangat keras berubah
menjadi lunak sehingga memudahkan mikroba yang hidup di dalam rumen untuk
mencernanya.
Banyak
teknik pengolahan telah dilakukan di negara-negara beriklim sub-tropis dan
tropis, akan tetapi sering menyebabkan pakan menjadi tidak ekonomis dan masih
memerlukan teknik-teknik untuk memodifikasinya, terutama dalam penerapannya di
tingkat peternak.
Beberapa
teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di lapangan adalah:
.
Pembuatan Hay
Hay
adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang
disimpan dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%. Pembuatan Hay bertujuan
untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode
berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih
tinggi. Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu
panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga
dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Ada 2
metode pembuatan Hay yang dapat diterapkan yaitu:
1.
Metode Hamparan
Merupakan
metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah
dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di
balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki
kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).
2.
Metode Pod
Dilakukan
dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah
dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ± 50%). Hijauan yang akan diolah harus
dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan
kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak
berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
a. Pembuatan
Silase
Silase
adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang
disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase
bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan
ternak tidak mungkin dilakukan.
§ Prinsip
utama pembuatan silase:
1. menghentikan
pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
2. mengubah
karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara.
3. menahan
aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.
§ Pembuatan
silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan kualitas yang sangat
baik. Hal tersebut dapat diketahui secara
organoleptik, yakni:
organoleptik, yakni:
1.
mempunyai tekstur segar
2.
berwarna kehijau-hijauan
3.
tidak berbau
4.
disukai ternak
5.
tidak berjamur
6.
tidak menggumpal
§ Beberapa
metode dalam pembuatan silase:
1.
Metode Pemotongan
§ Hijauan
dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm
§ Dimasukkan
kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
§ Tumpukan
hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
§ Tutup
dengan plastik dan tanah
2.
Metode Pencampuran
Hijauan
dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat
fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan
osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam
formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam,
dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
§ asam
organik: 4-6kg
§ molases/tetes:
40kg
§ garam
: 30kg
§ dedak
padi: 40kg
§ menir:
35kg
§ onggok:
30kg
Pemberian
bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang
akan diproses. Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan
perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada
lapisan tengah dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang
merata.
3.
Metode Pelayuan
§ Hijauan
dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%.
§ Lakukan
seperti metode pemotongan
b.
Pembuatan Amoniasi
Amoniasi
merupakan proses perlakuan terhadap bahan pakan limbah pertanian (jerami)
dengan penambahan bahan kimia: kaustik soda (NaOH), sodium hidroksida (KOH) atau
urea (CO(NH2) 2. Proses amoniasi dapat menggunakan urea sebagai bahan kimia
agar biayanya murah serta untuk menghindari polusi. Jumlah urea yang diperlukan
dalam proses amoniasi: 4 kg/100 kg jerami. Bahan lain yang ditambahkan yaitu :
air sebagai pelarut (1 liter air/1 kg jerami).
c.
Pembuatan Pakan
Pemacu
Merupakan
sejenis pakan yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan dan peningkatan populasi
mikroba di dalam rumen, sehingga dapat merangsang penambahan jumlah konsumsi
serat kasar yang akan meningkatkan produksi.
Molases
sebagai bahan dasar pakan pemacu merupakan bahan pakan yang dapat difermentasi
dan mengandung beberapa mineral penting. Dapat memperbaiki formula menjadi
lebih kompak, mengandung energi cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan
palatabilitas serta citarasa. Urea merupakan bahan pakan sumber nitrogen yang
dapat difermentasi. Setiap kilogram urea mempunyai nilai yang setara dengan
2,88 kg protein kasar (6,25X46%). Dalam proporsi tertentu mempunyai dampak
positif terhadap peningkatan konsumsi serat kasar dan daya cerna.
0.
Proses Pembuatan
Dilakukan dalam suasana hangat dan bertahap :
Dilakukan dalam suasana hangat dan bertahap :
§ Molases
(29% dari total formula) dipanaskan pada suhu ± 50 derajat C.
§ Buat
campuran I (tapioka 16%, dedak padi 18%, bungkil kedelai 13%).
§ Buat
campuran II (urea: 5%, kapur 4%, garam 9%).
§ Buat
campuran III (tepung tulang 5% dan mineral 1%).
§ Buat
campuran IV dari campuran I, II, III yang diaduk merata.
§ Masukkan
campuran IV sedikit sedikit ke dalam molases, diaduk hingga merata (±15 menit).
§ Masukkan
dalam mangkok/cetakan kayu beralas plastik dan padatkan.
§ Simpan
di tempat teduh dan kering.
1.
Kualitas Nutrisi
Hasil
analisis proksimat, pakan pamacu yang dibuat dengan formulasi tersebut
mempunyai nilai nutrisi sebagai berikut: Energi 1856 Kcal, protein 24%, kalsium
2,83% dan fosfor 0,5%.
2.
Jumlah dan Metode Pemberian
Pemberian
pakan pamacu dapat meningkatkan konsentrasi amonia dalam rumen dari (60-100)
mgr/liter menjadi 150-250 mgr/liter. Jumlah pemberian pakan pemacu disesuaikan
dengan jenis dan berat badan ternak. Untuk ternak ruminansia kecil
(domba/kambing) maksimum 4 gram untuk setiap berat badan. Untuk ternak
ruminansia besar (sapi) 2 gram untuk setiap berat badan dan 3,8 gram untuk
kerbau. Pemberian pakan pemacu sangat cocok bagi ternak ruminansia yang
digembalakan dan diberi sisa tanaman pangan seperti jerami atau bahan pakan
berkadar protein rendah.
d.
Pembuatan Pakan
Penguat
Pakan
penguat atau konsentrat yang berbentuk seperti tepung adalah sejenis pakan
komplet yang dibuat khusus untuk meningkatkan produksi dan berperan sebagai
penguat. Mudah dicerna, karena terbuat dari campuran beberapa bahan pakan
sumber energi (biji-bijian, sumber protein jenis bungkil, kacang-kacangan,
vitamin dan mineral). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
pakan penguat:
1.
Ketersediaan Harga Satuan Bahan Pakan
Beberapa
bahan pakan mudah diperoleh di suatu daerah, dengan harga bervariasi, sedang di
beberapa daerah lain sulit didapat. Harga perunit bahan pakan sangat berbeda
antara satu daerah dan daerah lain, sehingga keseragaman harga per unit nutrisi
(bukan harga per unit berat) perlu dihitung terlebih dahulu.
2.
Standar kualitas Pakan Penguat
Kualitas
pakan penguat dinyatakan dengan nilai nutrisi yang dikandungnya terutama
kandungan energi dan potein. Sebagai pedoman, setiap Kg pakan penguat harus
mengandung minimal 2500 Kcal energi dan 17% protein, serat kasar 12%.
3.
Metode dan Teknik Pembuatan
Metode formulasi untuk
pakan penguat adalah metode simultan, metode segiempat bertingkat, metode
aljabar, metode konstan kontrol, metode ekuasi atau metode grafik.
4.
Prosedur Memformulasi
§ Buat
daftar bahan pakan yang akan digunakan, kandungan nutrisinya (energi, potein),
harga per unit berat, harga per unit energi dan harga per unit protein.
§ Tentukan
standar kualitas nutrisi pakan penguat yang akan dibuat.
§ Memformulasi,
dilakukan pada form formulasi.
§ Tentukan
sebanyak 2% (pada kolom %) bahan pakan sebagai sumber vitamin dan mineral.
§ Tentukan
sebanyak 30% bahan pakan yang mempunyai kandungan energi lebih tinggi daripada
kandungan energi pakan penguat, tetapi harga per unit energinya yang paling
murah (dapat digunakan lebih dari 1 macam bahan pakan).
§ Tentukan
sebanyak 18% bahan pakan yang mempunyai kandungan protein lebih tinggi daripada
kandungan protein pakan penguat, tetapi harga per unit proteinnya paling murah.
§ Jumlahkan
(% bahan, Kcal energi, % protein dan harganya), maka 50% formula sudah
diperoleh.
§ Lakukan
pengecekan kualitas dengan membandingkan kualitas nutrisi %0% formula dengan
kualitas nutrisi 50% pakan penguat.
BAB V
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
Analisis Budidaya Usaha Agribisnis :
Pakan mengambil 70% dari
total biaya produksi peternakan, sehingga tetap menjadi aktual untuk dijadikan
suatu bisnis yang sangat cerah. Salah satu yang memungkinkan proses agroindutri
yang akan menjadi peluang bisnis yang bagus yaitu mewujudkan industri pakan
blok. Selain dari pada itu telah banyak dilakukan penelitian terapan dibidang
pakan blok yang sangat mungkin dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
- Budi Pratomo (1986). Cara Menyusun ransum ternak. Poultri Indonesia.
- Kartadisastra, H.R. (1997). Penyediaan & Pengelolaan Pakan ternak Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba, Kambing). Yogyakarta, Kanisius
- Kedaulatan Rakyat, 21 Juni 1990. Prospek Industri Makanan Ternak Limbah Coklat di Wonosari Cerah.
- Neraca, 1 Juli 1991. Pemgolahan Jerami Menjadi Pakan Yang Disukai ternak.
- Neraca, 20 juli 1990. Pembuatan Hijauan Makanan Ternak.
- Neraca, 6 Juni 1991. Jenis Pakan Yang Cocok Untuk Ternak.
- Pikiran Rakyat, 21 Mei 1990. Perlakuan Khusus Terhadap Biji-bijian Bahan Pakan Ternak.
- Suara Karya, 15 September 1992. Cara Menanam Rumput Gajah.
- Suara Karya, 19 Januari 1993. Memanfaatkan Sisa Pakan.
- Suara Karya, 2 Juni 1992. Silase, Pakan Ternak Musim Kemarau.
- Suara Karya, 3 Maret 1992. Mengenal Pakan Ternak Jenis Unggul.
No comments:
Post a Comment